Selasa, 01 Maret 2016

AKU MASIH BERJUANG, DAN KAU

Aku akan tetap berdiri, itu sebagai tanda penghormatan bagi diri ku.

Aku tetap menjaga nama yang sudah diberikan orang tua terhadap diri ku," FERI VAN DALIS"

Aku tetap berbuat apapun yang bisa ku perbuat selagi itu aku sadar dan aku percaya apa yang akan aku perbuatkan, tanpa ada tekanan, desakan, intervensi, dotrin, apa lagi menyangkut harga diri.

Aku akan tetap mengengamkan tangan ku ini, selagi tangan dan mulut bisa ku gerakan.

Aku tetap berteriak, selagi mulut ku tak akan bisa dibungkamkan.

Aku tetap melangkah dan berlari sekencang-kencangnya untuk mengetahui siapa diriku sebenarnya ?

Aku akan memberikan yang terbaik walaupun aku bukan dipandang orang yang baik dimata orang-orang yang sok baik.

Aku akan memberikan kado yang terbaik buat orang tua ku, terkhusus buat Tuhan ku (Allah swt).

Aku akan membantu orang-orang yang ketika percaya dan meminta bantuan terhadap diriku.

Aku terus melakukan ketika masalah itu tak bisa dibiarkan dan di lupakan begitu saja.

Aku terus berjuang ketika rakyat mulai dibungkam dan takut akan adanya kriminalisasi terhadap kebenaran.

Aku tak akan gentar ketika ada teror dan acaman terhadap diriku.

Yang aku takutkan adalah," Siksaan api neraka dan azabnya kubur dari sang maha pencipta.

Aku sangat takut ketika Allah sudah menjauhkan aku dari kebenaran dan keadilan.

Aku sangat takut ketika sujud ku tidak diterima Allah swt.

Aku sangat takut ketika orang tua ku mejauhkan aku.

Maka, aku akan berbuat sesuai dengan ajaran Nabi besar Muhammad saw dengan petunjuk Al-qur'an dan Hadist-hadistnya.

Aku selalu berharap akan ada seorang bidadari Allah selama di dunia dan di akherat kelak yang setia menemani hidup dan matiku.

Aku tetap berdoa dan meminta petunjuk pada Allah swt, agar aku bisa tetap berdiri walaupun aku masih mencari dimana posisi berdiri aku sebenarnya.

Aku masih berharap masih ada sahabat-sahabat yang baik, yang setia menemani perjuangan yang mana berjuang menegakan keadilan dan kebenaran, sehingga hak-hak rakyat tetap diperjuangkan dan direbutkan dari orang-orang yang haus kekuasaan dan harta.

Aku akan tetap ada disamping orang-orang yang baik dan tetap dengan komitmen didalam barisan berjuang bersama menghancurkan para pemimpin yang sudah kelewatan  batas terhadap kekuasaan yang mereka kuasai saat ini.

Aku tak akan mundur selangkahpun sebelum semua ini selesai.

Aku akan mencari ribuan jalan untuk menumbangkan pemimpin yang sudah melanggar sumpah dari rakyat.

" Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah ". ( Soe Hok Gie)

Seperti kata-kata Soe Hoe Gie, politik itu sangat kotor, tetapi.. apabila tidak bisa dihindarkan lagi, maka.. terjunlah dan lakukan yang terbaik didalam tubuh politik itu sendiri untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini, terkhusus buat rakyat yang tidak tahu menahu tentang politik yang sudah dimainkan oleh para pemimpin dan kroni-kroninya untuk menguntungkan harta dan kekuasaan yang selalu menjadi momok kehidupan para pemimpin selama ini.

" Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun ". (Soe Hok Gie)

Dan akupun sangat rindu dengan bau-bau mahasiswa saat ini, ketika mereka masih bisa berjuang dan tetap berdiri mengenggamkan megaphone berdiri di jalan dan tetap berteriak ketika keadilan dan kebenaran sudah sangat jauh didepan mata saat ini.


Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: LAWAN....!!!

(Peringatan - Wiji Thukul, 1986)

Puisi ini sudah berpuluh-puluh tahun lamanya, tapi... gumamnya tak akan redup dan tak akan lenyap, walaupun kau wiji thukul sudah dilenyapkan, maka.. kami akan bermunculan dan tetap akan bergumam di tengak-tengah rakyat saat ini sudah ditipu daya oleh penguasa negeri ini.

KAMI MASIH HIDUP....!!!

Aku dan Sahabat ku belum akan menyerah ketika semua keadilan dan kebenaran belum berada memihak kepada kami, rakyat telah menunggu perjuangan kami, dan kami tahu, bahwasannya rakyat itu tidak tidur dan tidak buta, tidak tuli, mereka (RAKYAT) melihat dan tahu apa yang kami lakukan, silakan penguasa mengatakan kami mewaliki rakyat yang mana ?

Cepat lambat kami akan buktikan, yang mana rakyat kami wakili ?

Kami bukanlah anak kecil yang bisa dipermainkan dan dibuat seperti debu-bedu yang bertebangan di atas gurun diterpa badai yang menghantam, kami adalah kami, kami akan tetap berdiri dan bersuara sekencang-kencangnya apapun yang terjadi dikemudian hari, kami tak akan peduli, kami tetap bersuara dan terus bersuara. Sampai kapanpun kami tak akan berhenti sampai disini.

Kawan....!!!

Ingat ?

Perjuangan kita masih panjang, dan saya yakin. Rakyat telah menunggu hasil dari perjuangan kita ?

Mari kita buktikan secepatnya, biarkan kita kalah dengan UANG dalam berjuang, tetapi... uang tidak akan bisa sampai kapanpun membeli kebenaran dan keadilan, uang hanya bisa membeli kebohongan dan kemunafikan.

Aku, Kamu, Kita Semua PASTI BISA.....!!!

Satukan Suara....!!!

L A W A N . . . ! ! !